Jumat, 15 Januari 2010

1 day 1 ayat, next level of 1 day 1 juz

1 November 2009, Ahad
Kembali kita pada juz 1 surah ke-2, surat yang sangat panjang; Al-Baqarah. Pada ayat 112 Alloh Swt menyatakan pada kita bahwa siapa saja yang berserah diri full, sepenuh hati pada-Nya dan berbuat kebaikan maka akan medapat reward atau ganjaran. Efek lain dari kepasrahan dan ketundukan ini adalah kita tidak takut dan tidak sedih.
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Kata “Aslama” adalah bentuk lain dari Islam. Ya, islam juga berarti tunduk, berserah diri [istislam]. Maksudnya seorang yang beragama islam akan tunduk dan manut kepada Alloh Swt sebagai Tuhan yang menciptakannya dan mematikannya. Taat berarti mau dan mampu melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Seorang muslim akan terikat kuat dengan Alloh Swt. Ia berserah diri atas semua ketentuan
Bahasa yan lebih mudah adalah ngikut apa maunya Alloh Swt. Saat Dia menginginkan kita membayar zakat yang cuma 2,5 % maka kita ‘hanya’ ngikut saja. Ketika Dia mau kita sholat tahajud, kita ngikut saja bangun diri hari dan sholat malam.
Sayangnya belum banyak dari kita yang memahami maka berislam itu sendiri. Salah satu sebabnya adalah karena berislamnya kita itu gara-gara ortu kita islam. Otomatis kita muslim. Tapi itu takdir yang baik. Ibarat pedang, kita tidak mengasahnya sehingga ketajamannya semakin hilang akhirnya tumpul. Ia memang tetap sebilah pedang namun tak berguna, kotor dan berkarat.
Keislaman kita harus kita asah terus dengan belajar tentang islam itu sendiri. Mendalami dan mengkajinya. Mengeksplorasi nilai-nilainya. Rasulullah Saw menyampaikan bahwa tholabul ‘ilmi faridhaun ‘ala kulli muslim. Belajar,- terutama tentang islam- adalah wajib bagi setiap muslim. Perhatikan, wajib lho !. Milikilah agenda khusus untuk belajar islam baik dari buku maupun menghadiri majelis taklim. Lebih baik lagi bila bisa bergabung dengan komunitas orang shaleh dan berilmu, bertemu sepekan sekali untuk mengasah ketajaman berislam kita. Ya, belajar hingga kematian tiba.

2 November 2009,14 Dzulqo’dah 1430
Melangkah di juz 2. Menyisip dalam ayat yang cukup panjang; fitnah. Ditegaskan Alloh Swt bahwa fitnah itu lebih berbahaya, lebih kejam dari pembunuhan.
“Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.” Maksud dari fitnah di ayat 217 Al-Baqarah ini adalah penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan Muslimin.
Bahkan bisa dikatakan bahwa fitnah itu adalah teror psikologis atau psyteror. Pelakunya tergolong teroris yang layak masuk daftar Densus 88. Sebab dengan teror itu si pelaku melakukan character assassins atau ‘membunuh’ karakter, merusak reputasi/nama baik bahkan bisa menghancurkan masa depan seseorang. Fitnah bisa membuat orang stress, sakit hati tingkat tinggi dan depresi dan terisolasi.
Prasangka/dzan itulah cikal bakal fitnah. Dan Aa’ Gym tengah mendapat musibah ini. Beliau diberitakan digugat cerai oleh Teh Ninih gara-gara tidak adil dalam berumah tangga. Aa’ Gym berpoligami dengan menikahi Teh Rini 2 tahun silam. Logika ’bad news is good news’ rupanya masih berlaku di dunia media massa. Aa’Gym pun difitnah. Beliau tegas membantahnya dengan mengatakan bahwa rumah tangganya dengan 2 istri rukun dan damai. Berita ini fitnah dan dusta, tegas beliau kepada media massa. Tidak cuma Aa’ dan kedua istrinya, keluarga beliau pun kena getahnya. Akhirnya fitnah cerai itu meluas menjadi pengkambing hitaman poligami yang jelas-jelas syariat Islam. Bodoh sekali orang yang mencaci maki dan menolak syariat Tuhan.
Ada apa dibalik fitnah terhadap Aa’ Gym. Sekedar bikin sensasi untuk menaikan oplah atau para kuli tinta kehabisan berita baik. Apapun motifnya jelas ini perbuatan kriminal, membuat berita palsu tak berdata dan tak berdasar.
Berhati-hatilah terhadap dzan, isu/ gossip, rumor yang beredar. Tabayun kan segera atas isu positif dan negatif supaya tidak menjadi fitnah. Langsung ke orangnya. Sebab bila tidak, akan merembet ke tajasus atau mencari keburukan, kesalahan orang lain akhirnya kita terjebak dalam berghibah atau memfitnah. Keduanya sama jeleknya.

3 November 2009
Malam ini purnama. Sempurna. Masih di surah ke-2, Al-Baqarah. Di awal juz 3 ini Alloh Swt berfirman tentang infak di ayat ke 254.
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.”
Hanya orang beriman lah yang bisa merasakan perintah ini. Sasaran ayat ini adalah kita. Sebagaimana perintah puasa Ramadhan di ayat 183. Meyakini bahwa Aloh Swt Ar-Rozaaq, sang pemilik rizki, maha memberi & membagi rejeki menjadi sangat penting. Ini bagian dari tauhid kita. Rejeki kita dari Alloh Swt sehingga Alloh Swt berhak mengatur untuk siapa saja rejeki kita. Dia meminta kita menyisihkan sebagian dari rejeki kita untuk orang lain. Sebagian itu sedikit yang bila dizakatkan hanya 2,5 %. Sedikit sekali. Maka Ustadz Sedekah, KH. Yusuf Mansur menganjurkan kalau zakat, infaq & sedekah jangan 2,5 %. Itu batas minimal, paling sedikit. Perlahan tingkatkan.
Masalahnya tidak sedikit dari kita yang pelit amit-amit. Dikurangi sedikit saja tidak mau apalagi banyak. Alloh yang maha bijaksana cuma minta sedikit, sebagian saja. Ga usah semuanya kaya Abu Bakar atau ‘Umar bin Khaththab yang bisa separuh. Infaq itu bukan untuk orang lain. Secara dzohir, kasat mata memang diberikan untuk orang lain namun sejatinya itu kembali kepada kita.
Selanjutnya Alloh yang maha kuasa memotivasi kita untuk terus berinfaq, bersedekah di ayat 261, 262, 265, 267.

Rabu, 4 November 2009
Masuk di juz 4, ayat 159 surah ‘Ali ‘Imran cukup menarik kita kaji. Perhatikan baik-baik.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Dalam berdakwah kita harus memperhatikan perasaan orang lain. Pada umumya orang tidak mau dikasari, tidak nyaman kalau diperintah-perintah, dan perilaku tidak manusiawi lainnya. Umunya manusia suka dengan kelembutan, keramah tamahan. Akhlak inilah yang dikedepan Rasul Saw dalam berdakwah. Kita mengenal rumus yassiru wala tu’assiru-basysyiru wala tinaffiru, mudahkan jangan dulu memberatkan-berikan kabar gembira bukanlah/ jangan menakuti-nakuti.
Kisah masyhur seorang pemuda yang berniat tobat tapi belum bisa meninggalkan perbuatan maksiat. Jangan bohongi saya, kata Rasul Saw. Gampang sekali berislam, pikirnya. Sehari penuh ia beraktivitas, keinginan melakukan kemaksiatan selalu muncul tapi ia selalu teringat pesan Muhammad. Masa’ aku bohong, kata dia. Akhirnya dia gagal berbuat maksiat sehari itu. Dan dia pun menjadi mu’min yang taat.
Inilah akhlak mahmudah, perilaku yang baik. Bersikap bijaksana terhadap teman kita yang belum berjilbab. Berikap arif kepada teman kita yang belum rajin sholat. Sampaikan keutamaan, pahala dan surga kepada mereka. Jangan sampaikan siksa neraka jahanam, siksa kubur dan dosa besar. Utarakan dengan baik dan contoh nyata. Berikan senyuman bukan ancaman. Hidayah itu urusan Alloh Swt. Tugas kita adlaah menyampaikan. Begitulah Rasul Saw mengajari kita. Shallu ‘alaih !

5 November 2009, shaum Kamis
Surah An-Nisaa’ juz 5 ayat 32. Camkan apa yang Alloh Swt firmankan tentang kesetaraan gender. Kodrat laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Beberapa kalangan yang mungkin belum belajar banyak soal Islam mengatakan islam tidak adil. Seputar hak waris, sunah poligami, kenabian, imam sholat, pekerjaan dll. Heboh Aminah Wadud yang mengimani sholat berjamaah di sebuah gereja. Sholatnya pun campur baur bahkan tidak menutup aurat. Ya, islam digugat dengan Contra Legal Draft beberapa waktu yang lalu. Para feminis berebut menghujat poligami dan hak waris sebab dianggap tidak adil.
Laki-laki dan perempuan memang berbeda secara fisik, psikologis, sifat dan karakter. Namun untuk hak pahala sama dihadapan Alloh Swt. Peluang meraih surga besar. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangan. Mengapa tidak ada nabi perempuan karena laki-laki ditakdirkan memiliki kekuatan baik fisik dan mental yang lebih baik daripada perempuan. Mereka lebih tahan uji. Mengapa imam sholat harus laki-laki. Perempuan pun bisa menjadi pemimpin. Fatwa ulama memperbolehkan perempuan menjadi pemimpin dalam pemerintahan selama bukan kepala negara. Perempuan menjadi mulia saat mengandung, melahirkan dan menjadi ibu. Ini persoalan iman yang tidak harus selalu dilogikakan. Yang penting tidak menyalahi kodrat. Laki-laki diciptakan dengan sikap yang tegas, pemberani, kuat. Perempuan itu lembut, pemalu.

Jum’at pertama, 6 November 2009
Kedengkian yang memuncak pada pembunuhan pertama dalam sejarah ummat manusia. Juz 6 QS.Al-Maidah [5] ayat 27 :
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!." Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa."
Bahaya sekali penyakit dengki sampai-sampai Rasul saw mengibaratkan seperti api yang membakar habis kayu. Sebuah deskripsi dosa yang sangat detail. Penyakit hati ini juga menjangkiti saudara Yusuf bin Ya’kub a.s. Para saudaranya merasa iri sebab Yusuf seperti dianak emaskan oleh abinya. Sebuah dzan yang sangat keliru. Kisah si Yusuf tidak setragis Habil. Dia cuma dijebloskan ke dalam sumur tua. Kemudian ditolong oleh pedagang dan dijual ke raja Mesir.
Kata Aa’Gym, ciri pendengki itu susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah. Coba raba hati kita adalah rasa itu?
Pernah denger kisah pendengki. Alkisah 2 awak akapal terdampar di pulau asing. Kapal mereka hancur dihantam badai. Malang, mereka berdua ditangkap oleh suku primitif dan jahat. Mereka meminta keduanya mencari makanan yang belum pernah mereka makan, kalau gagal atau menemukan tapi sudah dikonsumsi akan mendapat hukuman. Si A datang membawa sebuah nanas.
“Kau dihukum. Ini makan siang kami, ha ha ha…!” kata kepala suku girang.
Hukumannya unik. Punggung si A digosok dengan nanas yang ia bawa. Gosokan pertama, si A menjerit kesakitan. Semua anggota suku tertawa ceria. Gosokan kedua, suaranya bertambah keras. Darah mulai mengalir. Tapi gosokan ketiga si A malah diam. Semua heran. Gosok lagi. Lebih keras. Si A malah tertawa terkekeh-kekeh. Semua bingung. Ternyata si A melihat si datang dari hutan sebelah kiri membawa buah durian.
Nah orang pendengki saja, dia lagi kesakitan masih bisa tertawa karena akan menyaksikan saudaranya lebih menderita. Na’udzubillah min dzalik

7 November 2009, Sabtu pertama
Ternyata pekat alias penyakit masyarakat yang sekarang menjangkiti sebagian besar masyarakat kita sudah ada di zaman dulu. Ia ada sebagai benytk nyata kejahiliyahan. Kata Ust.Muhammad Nuh dalam buku Jahiliyah abad 21, bahwa inti kejahiliyahan adalah jauh dari Alloh Swt.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Pada juz 7 ini di QS. Al-Maidah [5] ayat 90 diatas dijelaskan bahwa miras/minuman keras yang memabukan, berjudi dengan segala cara termasuk perbuatan tercela. Warisan syetan. Tujuan menghindarinya adalah supaya sukses, selamat dan sejahtera.
Miras diyakini menjadi biangnya maksiat. Entah sudah berapa banyak kasus pembunuhan, tindakan kriminal, kecelakaan, perkosaan dll yang pemicunya adalah mabuk miras. Ya, miras itu sedikitnya memabukan, banyaknya haram. Artinya kadar sedikit saja hukumnya pasti haram. Haram itu dosa. Dan dosa itu neraka. Namun bisnis miras tak pernah sepi. Entah berapa kali pak polisi merazia pedagang miras, menyita lalu menggilas botol-botol haram itu tapi [eredaran miras masih saja ada. Narkoba dan obat2an psikotropika juga termasuk dalam golongan khamr. Inilah yang disebut dengan qiyas, hukum islam ketiga setelah Al-Qur an dan As-Sunah.
Baru-baru ini MUI juga memfatwakan kuis via SMS yang berseliweran di TV termasuk judi. Sebab orang cukup mengirim SMS, REG [spasi]…bisa sebanyak-banyaknya dan orang cenderung mengirim lebih dari 1 kali SMS, dengan tarif Rp.2000 dengan iming-iming hadiah jutaan bahkan milyaran. Ini merusak mental manusia. Jika 1 kuis SMS diikuti oleh 1 juta orang berarti sudah ada 2 M. Dibelikan hadiah mobil, sepeda motor, dl 500 juta. Masih sisa 1,5 M. Siapa yang untung? Padahal tarif normal SMS itu cuma Rp.250. So muslim yang taat seharusnya mematuhi fatwa para ulama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar